Sang Pembelajar

Sang Pembelajar

Rabu, 20 Mei 2015

BANGKIT di Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei ini, adalah peringatan yang ke-107 tahun. Hari Kebangkitan Nasional diawali dengan didirikannya organisasi Boedi Oetomo oleh dr. Sutomo. Perjalanan bangsa sudah lebih dari seabad tapi makna kebangkitan masih menjadi tanda Tanya bagi kita semua.

Hari Kebangkitan Nasional memiliki makna untuk bangkit dari keterpurukan moral. Banyak fenomena yang beredar pada saat ini antara lain;  perederan narkoba yang semakin meningkat dengan ditemukannya modus-modus baru yang tidak disadari oleh orang awam, seperi pada saat ditemukannya brownies ganja. Selain itu, gencar diinformasikan bahwa ada jaringan prostitusi online, mulai terendus model kasus seperti ini saat ditemukannya (Tata Chubby) yang tewas di kamar kosnya diduga dibunuh oleh kliennya. Prostitusi online makin menjadi perbincangan ketika ditambah ada pengakuan oleh tersangka R-A yang mengaku menjadi  mucikari, menyediakan artis-artis kepada kliennya. Moral manusia sudah semakin menurun, harga diri menjadi murah karena terbuai oleh materi. Fenomena ini harus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, pemuka agama, institusi pendidikan dan tentu di dalam lingkungan keluarga.

Harkitnas ini pula perlu kita maknai untuk membangkitan motivasi diri untuk meningkatkan apa yang diri kita punya dan memberikan manfaat kepada sesama serta nusa dan bangsa. Bukan hanya sekedar memberikan orasi semata, mengkritik habis-habisan karena tidak puas dengan keadaan dan kondisi negeri pada saat ini. Ada baiknya apa yang menjadi pikiran, saran, ide, gagasan serta inovasi apa yang bisa memberikan sumbangsih demi kemajaun bangsa mari sama-sama kita lakukan secara bersama.


Bangkit dalam maknanya adalah bangun dari keterpurukan, dari kondisi yang jatuh untuk bangun dan berdiri guna mencapai apa yang dicita-citakan. Indonesia memiliki cita-cita, bagaimana kita bersama untuk mencapai cita-cita bangsa itu? Cita-cita bisa tercapai apabila kita bersatu, bersatu tanpa memandang agama, suku, ras, warna kulit, dan Bahasa untuk menjalin kerukunan bersama dan memeperjuangkan apa yang menjadi hak kita sebagai warga Negara. (apr.)