Sang Pembelajar
Senin, 07 Oktober 2013
Demi Kamu, Aku Rela…
Rendi dan Vira adalah sepasang kekasih, mereka berdua sudah berpacaran selama 8 bulan. Rendi seorang cowo yang setia dan sangat mencintai pacarnya, Vira. Vira seorang cewe yang mengidolai salah satu boyband dari Korea, berbanding tebalik dengan Rendi yang sama sekali gak suka dengan apapun yang berunsur Korea. Setipa hari Rendi begitu dengan sabarnya menjadi pendengar sejati Vira yang selalu bercerita tentang semua hal dari boyband kesayangannya itu.
Rendi yang memang gak suka Korea, terus berusaha untuk seolah-olah interest dengan apa yang setiap hari diceritakan oleh Vira. Dan suatu hari, tersiarlah kabar bahwa boyband idola Vira akan menyelenggarakan konser di Jakarta. Dengan begitu heboh dan penuh harapan Vira ingin sekali nonton konser boyband idolanya tersebut. Tapi yang menjadi masalah adalah harga tiket yang begitu mahal, dan Vira pun mulai kebingungan gimana cara mengumpulkan uang untuk tiket konser itu.
Dan dengan begitu hebohnya Vira bercerita kepada Rendi “Yank.. Boyband idola aku mau konser di Jakarta bulan depan..”. “Ya bagus donk.. terus kenapa? “, ujar Rendi yang gak begitu tertarik. “Ikkhh.. kamu kok gitu banget sih??.. Aku pengen banget nonton nih..”, kata Vira dengan manja. Rendi menjawab “ya kalo kamu mau nonton konsernya, ya kamu harus nabung lah..”. “Aduuh yank, itu tiketnya mahal banget dan gak cukup waktu juga buat nabung… aaahh gimana nih”, Vira makin gregetan. Dengan santai Rendi berkata, “ya kalo gak sanggup beli, gak usah nonton deh..”. Mendengar Rendi berkata demikian, Vira emosi dan berkata, “yaudah terserah deh..kamu emang gak mau liat aku bahagia..kamu gak ngertiin aku..!!”, sambil berlalu meninggalkan Rendi.
Setelah ditinggal oleh Vira, Rendi pun mencoba untuk menghubungi Vira tapi tidak ada respon. Rendi pun mulai frustasi dan bingung dengan keadaan yang dialaminya. Rendi pun mulai berpikir untuk berusaha mencari uang untuk beli tiket konser yang diinginkan Vira. Vira yang ngambek dan tidak mau bertemu Rendi, masih ngebet untuk beli tiket konser itu dan tidak peduli dengan Rendi.
Rendi mulai mencari pekerjaan kesana kemari demi mengumpulkan uang dan membeli tiket konser untuk Vira. Dan akhirnya Rendi pun mendapat kerjaan menjadi pelayan di sebuah resto. Rendi harus membagi waktunya untuk kuliah dan kerja. Demi terkumpulnya uang yang lebih Rendi pun rela tidak makan di kampus selama satu bulan. Rendi merasa uang yang akan terkumpul kurang cukup, Rendi pun terpikir untuk mencari pekerjaan lain setelah pulang dari resto. Andi, teman dekat Rendi yang mengetahui bahwa Rendi sedang berusaha untuk mengumpulkan uang demi membahagiakan pacarnya pun memberi pekerjaan kepada Rendi sebagai penjaga warnet pamannya.
Dan akhirnya uang untuk membeli tiket konser pun terkumpul, Rendi segera bergegas untuk mencari tempat penjualan tiket karena takut kehabisan. Tiket pun akhirnya sudah bisa didapatkan. Rendi pun segera menuju rumah Vira untuk memberikan tiket konser. Sesampainya di rumah Vira, Rendi terus menunggu di depan pintu tapi Vira masih belum mau menemui Rendi. Akhirnya Rendi pun meletakkan tiket konser untuk Vira di bawah pintu rumahnya. Rendi memutuskan untuk pulang kembali melaju sepeda motornya. Tapi naas, Rendi yang mengantuk karena sering bedagang, menabrak trotoar dan mengalami kecelakaan. Rendi pun mengalami luka serius dan di bawa ke rumah sakit.
Sementara Vira, yang masih marah dengan Rendi mendapat telepon dari Andi bahwa Rendi mengalami kecelakaan. Di telepon itu pun Andi menceritakan bagaimana perjuangan Rendi demi membahagiakan Vira. Rendi rela bekerja siang malam demi mengumpulkan uang untuk tiket konser yang diinginkan Vira. Mendengar kabar demikian, dengan isak tangis dan air mata yang terus menetes, Vira bergegas lari keluar untuk pergi menemui Rendi di rumah sakit. Dan pada saat Vira membuka pintu rumahnya ada sebuah amplop putih. Dan Ketika dibuka amplop tersebut berisi tiket konser yang diinginkan Vira dan ada pula sepucuk surat yang ditulis oleh Rendi.
“Sayangku Vira,, maafkan aku karena kemarin aku udah bikin kamu kecewa dan marah sama aku.. aku bukan gak ngertiin kamu, aku sayang kamu..
Aku juga mulai mikir buat kasih sesuatu yang bener-bener pengen selama ini..Cuma ini yang bisa aku kasih buat kamu..ini yang bisa aku usahain selama ini..
Semoga kamu seneng nerima tiket konser yang kamu idam-idamkan ini..
Aku sayang kamu..
Love You.. “
writed by: Aprianto
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Tarumanagara
Salahkah Bila Beda?
Senin pagi jam menunjukkan pukul 7 kurang 5 menit, di Fakultas Seni Rupa dan Desain di salah satu univesitas ternama di Jakarta sedang berlangsung masa orientasi pengenalan kampus. Fariz merupakan lulusan SMA asal Solo, terlihat bergegas lari dengan terburu-burunya karena kesiangan. Dan juga ada Christy, mahasiswi baru yang juga akan mengikuti orientasi pengenalan kampus terlihat tergesa-gesa dengan tas besar berisi peralatan yang diperintahkan para senior untuk dibawa.
Fariz bergegas lari karena takut telat, dengan nafasnya yang tergesa-gesa lalu tiba-tiba, Bruukkk!! Fariz menabrak seseorang dan orang itu adalah Christy. Barang-barang yang dibawa Christy pun berantakan jatuh. Dengan segera, Fariz mengambil barang-barang Christy yang jatuh. Christy yang juga berusaha membereskan barang-barangnya pun sambil menggerutu, “loe kalo lari pake mata dong!”. Fariz yang merasa bersalah meminta maaf kepada Christy, “sori..sori.. gue buru-buru soalnya, udah telat nih” sambil bergegas lari kembali.
Sesampainya di tempat orientasi, ternyata Fariz pun sudah telat. Para senior pun menghukum Fariz dengan menyuruhnya untuk berdiri di depan teman-teman mahasiswa baru lainnya. Gak lama setelah itu, dengan santainya Christy berjalan seolah tanpa dosa yang padahal dia udah telat banget. “Heh, kamu udah telat malah santai-santai aja jalannya..!!”, teriak Helen salah satu senior. “Maaf kak, tadi saya ditabrak orang yang lari-lari gak jelas terus barang-barang saya berantakan..”, kata Christy. Helen dengan emosinya “udah sekarang kamu dihukum, kamu berdiri didepan tuh.. bareng sama cowo itu”. Dengan melasnya Christy berjalan menuju depan barisan mahasiswa baru dan terkejut setelah melihat Fariz. “Hah? Elu juga anak Desain? Gara-gara lu nih gue ikut dihukum juga..” kata Christy.
Hukuman pun selesai, dan ternyata Fariz dan Christy ada dalam satu kelompok orientasi itu. Dan mereka pun saling berkenalan satu dengan yang lainnya. Ketika senior menyuruh untuk mengeluarkan alat tulis, Fariz gelisah karena alat tulisnya ketinggalan gara-gara kesiangan. Christy yang melihat Fariz kebingungan mencari pinjaman alat tulis pun meminjamkannya kepada Fariz, “nih pake punnya gue deh, gue bawa lebih..”kata Christy. “Hmm..Thanks yah..Sori gue pinjem dulu nih..untung aja lu baw lebih yah..”
Setelah melewati masa orientasi itu, Fariz dan Christy pun makin dekat. Mereka selalu jalan bareng, kerjain tugas bareng dan makan bareng. Intensitas mereka dalam ketemu pun mulai menumbuhkan benih cinta pada hati Fariz. Fariz pun bingung dengan apa yang dirasakannya saat itu.
Dilain sisi, Christy pun yang diam-diam ternyata juga mulai suka dengan Fariz. Bagi Christy, Fariz merupakan cowo yang baik dan perhatian. Dan pada satu kesempatan, Christy mulai ragu dengan apa yang dia rasakan terhadap Fariz. Pada saat itu, Jumat siang, Fariz meminta izin kepada Christy karena Fariz mau sholat Jumat. “Christy, gue mau ke mesjid dulu yah mau sholat Jumat..”kata Fariz. “Ohh iya.. gue tunggu di sini yah Riz..” , jawab Christy sambil kebingungan. Christy mulai ragu setelah mengetahui bahwa Fariz merupakan seorang muslim dan berbeda agama dengannya.
Pada hari Minggunya, Fariz mengajak Christy untuk jalan bareng ke mall. “Chris, jalan yuuk ke mall ntar siang..” ajak Fariz. Christy dengan berat hati pun menolak “sori Riz..ntar siang gue mau ke gereja…”. Fariz yang tahu pada saat itu pun mulai ragu dan menjadi bimbang dengan apa yang dia rasakan kepada Christy.
Pada akhirnya, Fariz pun yang mengetahui bahwa mereka berbeda dalam hal keyakinan, mulai memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya kepada Christy. “hhmmm..Chris, gue mau ngomong serius nih..tapi gue harap lu jangan marah yah..” ucap Fariz dengan serius. Sambil tertawa kecil Christy berkata “Apaan sih lu Riz.. ya ngomong aja kali..”. “Gue..gue.. gue suka sama lu Christy.. Gue tau klo kita itu beda, gue sadar mungkin kiya gak akan bisa buat jalanin hubungan serius ke depannya.,”kata Fariz dengan tegas. “Riz..sebenernya gue juga suka sama lu.. gue kenal lu sebagai cowo yang bae, yang perhatian sama gue,,tapi emang perbedaan kita ini yang jadi penghalang..gue bingung harus gimana.. emang kita salah yah kalo kita itu beda? ”
Dan akhirnya Fariz dan Christy pun berpacaran. Dengan perbedaan yang mereka miliki, mereka saling menghargai dan saling mendukung satu sama lain.
Jadi, salahkan apabila kita berbeda???
writed by: Aprianto
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Tarumanagara
Langganan:
Komentar (Atom)